Boneka Doll Bahasa Indonesia

Boneka Doll Bahasa Indonesia

Hasil Pencarian Doll Boneka Jepang

Maaf, barangnya tidak ketemu

Coba cek lagi kata pencarianmu.

Belanja di App banyak untungnya:

Terkini.id, Jakarta – “Robert the Doll” bisa dibilang merupakan real life Chucky.

Tahu Chucky, ‘kan? Ya, boneka Chucky yang sadis dan seram itu terinspirasi dari boneka ini sehingga sering disebut sebagai “The Original Chucky”.

Kisah Robert the Doll bermula di tahun 1900-an ketika seorang bocah lelaki bernama Eugene Robert Otto dihadiahkan sebuah boneka buatan tangan oleh pelayan yang bekerja untuk orang tuanya.

Konon, pelayan itu merupakan korban kekerasan dari orang tua Gene (sapaan akrab Eugene Robert Otto).

Maka untuk membalaskan dendamnya, ia lantas memanfaatkan pengetahuan voodoo-nya (semacam ilmu sihir/guna-guna) untuk mengutuk boneka tersebut.

Tak butuh waktu lama, Gene menjadi sangat dekat dan bersahabat baik dengan sang boneka sehingga ia bahkan menamainya dengan namanya sendiri, yaitu Robert.

Tak hanya itu, Gene juga memakaikan Robert seragam pelautnya ketika masih bayi (yang hingga sekarang masih dipakai boneka tersebut).

Rumah yang ditinggali Gene (sekarang disebut “Artist’s House”), terletak di 534 Eaton Street dan dibangun antara tahun 1890 atau 1898.

Di sinalah Gene bertemu Robert the Doll pertama kali sampai mereka menjalin persahabatan yang berlangsung sampai Gene meninggal.

Awalnya, Robert tampak seperti boneka pada umumnya, tetapi peristiwa aneh dan menakutkan mulai terjadi secara perlahan.

Keanehan pertama terjadi di suatu malam ketika Gene (yang kala itu baru berusia sepuluh tahun) terbangun dan mendapati Robert tengah duduk di ujung tempat tidurnya, menatapnya.

Beberapa saat kemudian, ibunya ikut terbangun karena teriakan histeris dari kamar Gene yang disertai bunyi barang-barang yang seperti dilempar sangat keras.

Gene berteriak minta tolong dan memohon agar ibunya segera menyelamatkannya.

Ketika akhirnya sang ibu berhasil membuka pintu kamar Gene yang tadinya terkunci, ia mendapati putra kesayangannya sedang meringkuk ketakutan di tempat tidur, sementara kondisi kamarnya telah berantakan dan Robert the Doll tampak duduk manis di kaki ranjang.

“Robert yang melakukannya.” Hanya itu yang keluar dari bibir Gene ketika ditanya dan selalu jawaban yang sama tatkala berbagai kekacauan dan keanehan terjadi.

Namun, peristiwa-peristiwa tersebut rupanya tak berdampak pada persahabatan mereka. Keduanya tetap dekat bahkan hingga Gene tumbuh dewasa menjadi seorang penulis dan pekerja seni.

Bagaimanapun, orang tua Gene sering mendengar putra mereka yang kamarnya di lantai atas berbicara dengan boneka Robert dan bagian mengerikannya adalah boneka itu membalas!

Awalnya, mereka mengira bahwa itu hanya Gene yang berpura-pura, tetapi suara balasan tersebut benar-benar berbeda dengan suara sang putra—terlebih kedua orang tua Gene pernah menyaksikannya sendiri, bahkan mereka melihat perubahan ekspresi di wajah Robert.

Selain itu, Robert pun terkadang tertangkap tengah terkikik, berlari menaiki tangga, dan menatap keluar jendela dari lantai atas.

Bertahun-tahun berlalu, Gene akhirnya menikah dan meninggalkan rumah keluarganya.

Namun, setelah kedua orang tuanya meninggal, ia lantas kembali ke rumah tersebut dan mendapati Robert yang ternyata dikurung di loteng.

Terlepas dari protesan sang istri, Gene memindahkan Robert dari loteng dan memberinya kursi khusus di dekat jendela agar ia bisa melihat keluar, ke arah jalan.

Hanya saja, sebebasnya dari loteng, boneka tersebut kembali berulah. Para pejalan kaki mengaku bahwa kadang mereka melihatnya bergerak dari kamar ke kamar dan mengintip ke luar di setiap jendela yang dilewatinya.

Muak dengan keisengan Robert, akhirnya Gene mengembalikan boneka itu ke loteng. Tentu Robert tidak senang akan hal itu, kembali dikunci di loteng.

Maka ia lagi-lagi berulah, membuat penghuni rumah kerap mendengar langkah kaki di loteng, seperti suara seseorang yang tengah mondar-mandir sembari terkikik jahat.

Anak-anak tetangga pun melaporkan bahwa mereka masih melihat Robert mengawasi dari jendela di kamar atas dan mengatakan bahwa boneka itu benar-benar mengejek mereka ketika mereka berjalan ke sekolah.

Ketika Gene mendengar ini, ia segera menyelidikinya. Bagaimanapun, laki-laki itu berpikir bahwa ia benar-benar telah mengunci Robert di loteng.

Jadi, tidak mungkin ia bisa duduk di dekat jendela kamar atas. Namun, betapa terkejutnya Gene ketika ia membuka pintu kamar tidur dan menemukan Robert di sana, sedang duduk manis di atas kursi goyang dekat jendela.

Geram, Gene pun kembali mengunci Robert di loteng dan hal ini terjadi berkali-kali karena bagaimanapun, ia akan tetap menemukan Robert duduk di dekat jendela di kamar tidur lantai atas, tempat yang sama persis dengan sebelumnya.

Beberapa tahun berlalu dan akhirnya Gene meninggal pada tahun 1974. Tak lama kemudian, sebuah keluarga pemilik baru pindah ke rumah tersebut di Eaton Street dan putri mereka yang berusia sepuluh tahun sangatlah senang tatkala menemukan Robert the Doll di loteng.

Namun, kegembiraannya segera sirna lantaran ia bersaksi bahwa boneka Robert itu hidup dan ingin menyakitinya.

Ia sering terbangun di tengah malam seraya menjerit ketakutan. Gadis tersebut juga memberi tahu orang tuanya bahwa entah bagaimana Robert telah pindah ke kamarnya.

Seperti yang sudah dijelaskan sekilas di atas, banyak yang percaya bahwa asal mula kejahatan Robert ini sebenarnya berawal dari orang yang memberikannya kepada Gene, yaitu sang pelayan yang bekerja untuk orang tuanya.

Wanita tersebut tak diperlakukan dengan baik oleh sang majikan hingga diyakini bahwa ia mengutuk boneka Robert dengan ilmu hitam.

Hal tersebut masuk akal untuk menjelaskan berbagai keanehan serta kejadian misterius nan menakutkan yang dialami orang-orang dengan Robert the Doll.

Namun, jika dipikir kembali, bukankah seharusnya setelah Gene dan kedua orang tuanya meninggal, maka kutukan tersebut turut selesai?

Tidak ada yang benar-benar tahu pasti jawbannya, tetapi satu hal yang hingga kini bahkan masih terjadi, yaitu Robert The Doll masih kerap mengejek dan menakut-nakuti pengunjung yang datang untuk melihatnya di museum, terutama bagi mereka yang mencoba mengambil fotonya.

Secara ajaib, kamera mereka tak akan berfungsi ketika hendak mengambil gambar Robert (meski tidak semua).

Ya, bagaimanapun, kini Robert memang telah diamankan dalam sebuah kotak kaca di Fort East Martello Museum di Key West, Florida.

Sampai sekarang, ia tetap menjadi objek menarik nan populer yang sering dikunjungi orang-orang.

Sayang, Robert tampak tak terlalu menyukai dirinya difoto tanpa izin dan bahkan dikabarkan beberapa kali telah menyerang orang-orang yang melakukannya (entah seperti apa serangannya).

Itu sebabnya beberapa pengunjung sengaja meninggalkan surat permintaan maaf kepada Robert sehingga kini tampak cukup banyak surat yang menghiasi dinding “rumah barunya”.

Ah, tetapi meskipun Robert the Doll telah dikunci di dalam sebuah kotak kaca dan sangat jarang dikeluarkan, itu bukan berarti ia tak lagi berulah.

Percaya atau tidak, selain sering menakut-nakuti pengunjung, ia juga kerap menakut-nakuti para staf museum.

Beberapa staf mengemukakan bahwa mereka sering melihat ekspresi Robert yang berubah, mendengar boneka itu terkikik seperti iblis, dan bahkan ia pernah menempelkan tangannya di kaca.

Catatan:Tulisan panjang ini ditulis (dan diterjemahkan) berdasarkan dari situs https://www.ghostsandgravestones.com/key-west/robert-the-doll dan http://www.the13thfloor.tv/2016/03/18/did-you-know-the-movie-childs-play-is-based-on-a-real-event/

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.